Kamis, 08 Maret 2012 0 Komentar

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT


Pada dasarnya sediaan farmasi padat :  -   Pulvis /Serbuk
                                                               -   Kapsulae
                                                               -   Supositoria
                                                               -   Tablet         
         Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.

         Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

      Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang dibarikan melalui rectal, vagina atau ureter. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh
       TABLET adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak  dalam tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, pengembang, pengikat, pelicin, pembasah atau zat lain yang cocok (F.I. III 1975)
TABLET adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metoda pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (F.I ,IV 19950
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan sediaan yang paling banyak digunakan.
Sediaan padat kompak : masa tablet terdiri dari campuran partikel, granul dengan pemberian tekanan/ daya kompresi jarak antar partikel padat sangat dekat sekali dan direkat oleh berbagai ikatan yang terbentuk seperti kohesi, adesi, jembatan padat dan jembatan kristal dsb.
Dalam tabung pipih/ sikuler : menentukan bentuk tablet,   bentuk kapsul (kaplet),segi tiga dengan permukaan rata atau cembung.
Mengandung satu jenis bahan obat seperti Tablet HCl Codein, tab Asam Mafenamat/Ponstan atau lebih seperti tab Doveri dan tablet untuk inflensa.
Dengan zat tambahan seperti tablet biasa, untuk tablet dengan tanpa zat tambahan jumlahnya sangat terbatas dan biasanya garam halogen NaCl, KCl, KBr dapat dicetak lansung hal ini disebabkan bentuk struktur kristalnya,  dimana kisi-kisi kristal dapat tersusun secara berulang (panjang  dan jenis ikatannya sama) adakalanya karena dosisnya kecil memerlukan zat tambahan untuk memudahkan prosesing.
Kebanyakan kistal obat terdiri senyawa organik dengan bermacam jenis ikatan perulangan ikatan membentuk kisi-kisi tidak terjadi (panjang ikatan tidak sama), sehingga tidak dapat dicetak lansung.

Berdasarkan cara pemakaiannya tablet dibagi :
  • untuk per-oral, sebahagian besar tablet pemakaiannya    per-oral (tab biasa, salut, lapis, buih, lepas lambat)
  • untuk oral, buccal/sublingual, hisap, kunyah
  • untuk pemakaian non-oral : inplant/susuk ditanamkan dibawah jaringan kulit ;  tab vagina (metronidazol) ; tab hypodermic, dilarutkan baru disuntikan                                              
KRITERIA TABLET.
Suatu tablet yang baik haruslah memenuhi persyaratan sbb
1 Harus mengandung bahan obat dan bahan pembantu yang memenuhi persyaratan.
2,Harus mengandung bahan obat yang homogen dan stabil.
3,Keadaan fisik tablet harus cukup kuat terhadap gangguan fisik dan mekanik.
4.Kesegaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5.Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
6.Waktu hancur dan laju disolusi harus memehuhi persyaratan.
7.Harus bebeas dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas kimiawi (obat) maupun fisik (tablet) stabil cukup lama dalam penyimpanan.
9. Obat harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
10.Tablet memenuhi [persyaratan farmakope yang berlaku.

Sediaan tablet banyak digunakan karena

1.     Cara pemberian mudah (per oral)
2.     Memberikan ketetapan dosis yang tinggi.
3.     Tablet dapat mengandung dosis obat dengan vulume yang kecil, sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, trasportasi dan penyimpanan.
4.     Bebas dari air (sediaan kering) sehingga kemungkinan kehilangan potensi karena terjadi hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Sediaan tablet memiliki keuntungan dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, seperti :
* Dosis cukup teliti (campuran homogen) dapat diberikan  untuk ½ tablet, sedangkan utk ½ kapsul atau ½ supositoria tidak mungkin, untuk sediaan cair/sirup atau suspensi takaran 1 atau ½ sendok untuk setiap pengambilan belum tentu sama .
* Stabilitas bahan obat terjamin, karena bentuk sediaan dalam bentuk kering, disamping itu untuk mencegah terurai oleh lembab dapat   ditambahkan adsorben, untuk melindungi dari cahaya, diberi warna, terurai atau mengiritasi lambung, disalut dsbnya
* Pembebasan bahan obat dapat direncanakan sesuai dengan tempat absorbsinya yang maksimal/diinginkan.   Tablet bucal/sublingual dikemut dimulut absorbsi terjadi di mukosa mulut, tablet biasa  dilambung,  dan tablet salut enteric diusus
* Rasa yang pahit (tablet kina salut gula)  dan bau yang tidak menyenangkan (derivat pyridin salut film), jika terurai/mengiritasi lambung dibuat tablet salut film ( dimana absorbsi terjadi pada pH mendekati netral sesuai –pka nya) atau untuk obat tertentu dalam bentuk tablet salut enteric,
* Efisient dalam pengemasan dan transportasi, packing/ pengemasan dapat dalam wadah plastik atau blister ( tab doveri, 1000 tab dalam botol, parasetamol dgn blister untuk 10 tab, jika dibandingkan bentuk sirup dalam botol 60 ml
* Formulasi baik dalam perhitungan maupun bahan yang digunakan lebih sederhana jika dibandingkan dari sirup.
* Ditinjau dari aspek ekonomi , harga dapat bersaing, karena dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu relatif lebih singkat dan penampilan menarik.

Kelemahan/kekurangannya :
* Tidak dapat diberikan pada orang sakit yang tidak sadar atau susah   menelan,
* Penampilan yang menarik warna, bau dan rasa yang enak (vit C) dapat membahayakan pada anak-anak.
* Formula tablet cukup rumit (sulit dicetak untuk beberapa obat, perlu disalut untuk obat yang rasa dan bau yang tidak menyenangkan.)

Aspek teknologi.                                 
Tablet yang dihasilkan haruslah baik dan memenuhi persyaratan validasi yang telah ditetapkan :
1.Tablet harus memiliki kandungan obat dan bobot seragam.
Untuk memdapatkan kandungan obat /dosis yang meme nuhi persyaratan perlu ditunjang oleh sistim pencampuran yang dapat menjamin hogenitas campuran ( obat dan bahan pembantu), pengayakan granul dapat menjamin sistim distribusi ukuran granul (kurva normal) yang dapat memberikan kecepatan dan aliran granul yang baik untuk mendapatkan keseragaman bobot tablet.
Untuk penentuan ini dilakukan uji penetapan kadar obat dan bobot tablet.
2.Tablet yang dihasilkan harus cukup kuat dan tahan terhadap benturan mekanik, goncangan dan gesekan sela ma proses perakitan, pengemasan, transportasi dan sampai kepada konsumen dalam bentuk utuh. Untuk menjamin kekerasan tablet perlu ditunjang dengan formula yang di susun, menjamin campuran siap cetak mempunyai kompre sibilitas yang tinggi. Untuk menentukan hal diatas dilaku kan uji kekerasan dan uji kerapuhan.
3.Ketersediaan biologis obat dilakukan uji :
a.Penetapan waktu hancur tablet, Untuk menjamin waktu hancur yang cepat  perlu didukung sistim granul  yang dapat menjamin kemudahan obat keluar     dari granul. Kekerasan dan waktu hancur merupakan 2 parameter yang saling terkait  Untuk mejamin keutuhan tablet secara fisik dapat dijamin dengan kekerasan yang maksimal, tetapi secara umum kekerasan tablet berpengaruh terhadap waktu hancurnya.  Kekerasan tablet yang optimal, adalah kekerasan yang memberikan kerapuhan dan waktu hancur yang memenuhi sarat.
b.Uji disolusi, akan memberikan profil disolusi /kecepatan pelarutan obat dari sediaannya. Persentase disolusi yang besar dibandingkan dari perhitungan, kemungkinan akan memberikan efek toksis, sedangkan persen terdisolusi sangat kecil dari perhitungan akan lambat membarikan efek farmakologi dan tidak efektif karena jumlah obat yang terabsorbsi per satuaan waktu sangat kecil.
Secara teoritis profil disolusi in vitro belum tentu sama dengan in vivo karena banyak factor yang mempengaruhi baik hancurnya tablet maupun kelarutan obat dalam saluran cerna yang dipengaruhi proses enzymatic, peristaltic, kondisi pencernaan dll.
4.Bentuk tablet harus dapat menjamin sifat obat, stabilitas dan khasiat selama jangka waktu tertentu.
 
;